MASIH PERLUKAH DITULIS BUKU RIWAYAT HIDUP SANG
BUDDHA?
Judul Buku: Riwayat Hidup Sang Buddha, Menurut Kanon Pali
Pengarang : Bhikkhu Namamoli
Penerbit : Dharma Prima Niaga
Tahun Terbit : 2019
Tebal Halaman : 888 halaman
Entah sudah
berapa banyak buku tentang riwayat hidup Sang Buddha telah disusun dan
diterjemahkan ke dalam bahasa yang berbeda-beda. Memang riwayat kehidupan Sang
Buddha merupakan cerita yang tidak pernah habis untuk dibahas, karena ada saja
sisi yang menarik untuk diceritakan ulang. Satu buku yang kita miliki di rumah
yang menceritakan kehidupan Buddha, walaupun dibaca berulang kali pun tidak
pernah membosankan.
Begitu juga
dengan buku yang baru diterbitkan oleh Dharma Prima Niaga, yang disusun oleh
almarhum Bhikkhu Nanamoli. Sebagian isi buku ini pernah diterbitkan oleh
Majalah Buddhis dwimingguan Buddha Jayanti (Colombo, 1954-1956), yakni ditulis
menjelang perayaan 2.500 tahun wafatnya Sang Buddha. Dua ribu lima ratus tahun
adalah setengah dari lima ribu tahun. Seperti yang diramalkan oleh Sang Buddha
sendiri, ajarannya hanya akan berlangsung 5.000 tahun. Jadi persis pada periode
pertengahannya merupakan titik indikator yang menentukan, apakah ajarannya akan
hidup-kembali atau akan semakin terpuruk.
Sekarang apa
keunikan buku karangan Bhikkhu Nanamoli ini? Buku ini disusun dari
petikan-petikan yang terdapat pada Kanon Pali, yakni yang tercantum pada Sutta
Pitaka dan Vinaya Pitaka. Seperti yang kita ketahui, penyusunan naskah dalam
masing-masing kitab Tipitaka tidak disusun berdasarkan kronologinya. Jadi jika
kita ingin merangkai riwayat kehidupan Buddha dari sejak kelahiran hingga
kemangkatannya, petikan-petkan itu mesti dicomot dari kitab yang berbeda-beda.
Agar didapatkan
jalan cerita yang enak dibaca, pengarang merangkainya berdasarkan narasi dari
beberapa pihak. Untuk maksud tersebut dalam buku ini ada pembagian peran dalam
menyusun cerita, yakni pembawa cerita pertama, pembawa cerita kedua, suara
pertama, suara kedua, dan penembang. Pembawa cerita pertama adalah orang yang
mengerti kejadian dalam Kanon dan berasal dari masa kini, sedangkan pembawa
cerita kedua tidak lain pengarang buku komentar Tipitaka. Suara pertama adalah
orang yang mengulang pembacaan Sutta Pitaka di Pasamuan Agung yang pertama,
yakni Y.M. Ananda. Suara kedua tidak lain orang yang mengulang pembacaan Vinaya
Pitaka di Pasamuan yang sama, yakni Y.M. Upali. Sedangkan penembang adalah
orang yang membawakan epik ringkas atau epik pendek.
Buku ini
terbagi menjadi enam belas bab, yakni: (1) Kelahiran dan Tahun-tahun Awal, (2)
Perjuangan Menuju Pencerahan, (3) Sesudah Pencerahan, (4) Tersebarnya Dhamma,
(5) Dua Siswa Utama. (6) Anathapindika, Penopang Si Miskin, (7) Pembentukan
Sangha Bhikkhuni, (8) Pertengkaran di Kosambi, (9) Akhir dari Dua Puluh Tahun
Pertama, (10) Periode Tengah, (11) Sang Tokoh, (12) Ajaran, (13) Devadatta,
(14) Usia Tua, (15) Tahun Terakhir, dan (16) Pasamuan Agung Pertama.
Seperti yang
kita ketahui, penuturan dalam Kanon memuat banyak pengulangan frasa dan
kalimat. Demikian pula dalam naskah yang terdapat pada buku ini, meskipun sudah
banyak pengulangan yang dihilangkan. Sesuai dengan naskah aslinya, penyebutan
istilah Pali juga telah diminimalisir. Sebutan Bhagava telah diganti menjadi
Yang Terberkahi, Tathagata menjadi Yang Sempurna, dan masih banyak lagi.
Walaupun demikian dalam Indeks buku ini istilah Pali masih dicantumkan.
Penerjemah pun turut menambahkan "Daftar Kata Indonesia-Inggris-Pali"
pada bagian akhir buku.
Buku ini
dilengkapi pula dengan “Daftar Rujukan ke Kanon Pali”, yang memudahkan para
mahasiswa atau para penulis untuk mencari satu petikan yang dirujuk ke Kanon
Pali. Istilah kunci dalam bahasa Pali pun sudah diberikan dan banyak pula yang
diterangkan secara panjang lebar dalam catatan kaki oleh pengarang sendiri dan
oleh para editor, yakni Y.M. Bhikkhu Nyanaponika dan Y.M. Bhikkhu Bodhi.
Buku ini
dianjurkan untuk dibaca oleh mereka yang terbiasa membaca Sutta Pali atau
mereka yang ingin mencari fakta kehidupan Sang Buddha dari sumber-sumber yang
paling tua dan paling otentik. Juga cocok bagi pembaca yang tertarik
mempelajari riwayat kehidupan Sang Buddha guna membandingkannya dari buku-buku
yang serupa.
Kekurangan dari
buku ini adalah keterangan dari pengarang, yang termuat dalam catatan kaki.
Seringkali pengarang menurunkan satu akar kata Pali dengan begitu mendetil dan
membandingkannya dengan akar kata Pali lainnya. Kemudian apa yang ingin
dijelaskan oleh pengarang terkadang tidak mudah dipahami oleh para pembacanya.
resensibuku/riwayathidupsangbuddha-bhikkhunanamoli/sdjn/191201