LOKASI PEZIARAHAN UMAT BUDDHA
Judul Buku: Empat Tempat Suci Agama Buddha
Pengarang : Piyadassi Thera
Penerbit : Dharma Prima Niaga
Tahun Terbit : 2019
Tebal Halaman : 36 halaman
Tulisan
berupaya esai ringkas dalam bentuk buku-mini alias booklet memiliki
keuntungan maupun kerugiannya sendiri. Buku-mini sebagai materi cetak biasanya
digunakan sebagai buku tipis berisi panduan yang akan menyampaikan dan
menjelaskan ide atau gagasan tentang topik tertentu kepada pembacanya.
Dibandingkan buku, buku-mini memberikan kesan ringan, ringkas, tidak
bertele-tele, dan murah. Kekurangannya, pasti isi atau informasi yang terdapat
di dalamnya tidak bisa sebanyak dan sekaya jika dibandingkan buku pada umumnya.
Buddhist
Publication Society yang berkedudukan di Sri Lanka telah sejak awal menerbitkan
buku-mini dalam seri penerbitan The Wheel dan The Bodhi Leaves.
Kali ini kita akan membahas salah satu edisi The Bodhi Leaves, yang berjudul
"Empat Tempat Suci Agama Buddha".
Seperti yang
diamanatkan sendiri oleh Sang Buddha menjelang kemangkatannya, ada empat lokasi
yang dirujuk untuk diziarahi oleh para pengikutnya. Keempat lokasi itu
masing-masing: (1) Tempat kelahiran pangeran Siddhartha, (2) Tempat bodhisattva
Gotama mencapai pencerahan agung, (3) Tempat Sang Buddha mengajarkan Dharma
untuk pertama kalinya, dan (4) Tempat wafatnya Sang Buddha.
Dalam esai
singkat kali ini Y.M. Piyadassi menceritakan secara singkat cuplikan episode
kehidupan Buddha Gotama, yang berkaitan dengan empat peristiwa agung tersebut.
Selain episode empat peristiwa agung, pengarang juga menceritakan dilakukannya
prosesi-kerajaan yang dilakukan oleh Kaisar Asoka (seorang raja dan penguasa besar dalam sejarah
India), mulai dari tempat kelahiran Sang Buddha hingga ke beberapa tempat
sakral yang tersebar di seantero negeri.
Pengarang
menceritakan tugu batu Asoka yang menandai tempat kelahiran Buddha, yakni
Lumbini. Tugu batu itu merupakan sebuah prasasti yang memiliki ukiran 93 buah
karakter kuno, yang isinya tulisan bahwa Asoka pernah berkunjung ke sana dan ia
membangun selasar dinding batu dan sebuah tugu. Ia juga menaikkan status desa
kelahiran Sang Buddha itu. Di Bodh-Gaya, tempat Sang Buddha mencapai pencerahan
agung, Asoka mendirikan pula pagar batu di sekeliling pohon bodhi yang keramat.
Namun sayangnya pagar batu itu telah lama hilang. Di tempat Sang Buddha
membabarkan ajarannya untuk yang pertama kali, yakni di Sarnath, Asoka
mendirikan sebuah tiang batu yang megah. Tiang batu ini mempunyai kepala singa
yang elok dan sekarang bagian tugu batu ini disimpan di Museum di kota Sarnath,
serta kepala singa ini dijadikan lambang negara India merdeka. Terakhir di
Kusinara, tempat wafatnya Sang Buddha, dikisahkan bahwasanya Asoka pernah
mendirikan sebuah stupa agung. Namun sayangnya keberadaan stupa ini masih gelap
dan sedang dalam upaya pencarian.
Buku-mini ini
dianjurkan untuk dibaca bagi pembaca yang baru mengenal agama Buddha. Juga
bagus dijadikan bacaan tambahan bagi siswa sekolah. Selain itu direkomendasikan
pula menjadi koleksi bagi para guru agama Buddha dan dharmaduta sebagai bahan
referensi.
Kekurangan buku
ini menurut penilaian kami terlalu singkat. Semestinya dengan isi halaman yang
sama, penulis bisa mengeksplorasi tulisan yang lebih banyak, sehingga isi satu booklet
ini bisa menceritakan artikel tentang satu tempat suci agama Buddha (bukan
keempatnya sekaligus) dengan lebih panjang-lebar, sehingga isinya akan lebih
menarik bagi para pembacanya.
resensibuku/empattempatsuciagamabuddha-piyadassi/sdjn/191126
Tidak ada komentar:
Posting Komentar