Selasa, 26 November 2019

LOKASI PEZIARAHAN UMAT BUDDHA


LOKASI PEZIARAHAN UMAT BUDDHA





Judul Buku: Empat Tempat Suci Agama Buddha
Pengarang : Piyadassi Thera
Penerbit : Dharma Prima Niaga
Tahun Terbit : 2019
Tebal Halaman : 36 halaman




Tulisan berupaya esai ringkas dalam bentuk buku-mini alias booklet memiliki keuntungan maupun kerugiannya sendiri. Buku-mini sebagai materi cetak biasanya digunakan sebagai buku tipis berisi panduan yang akan menyampaikan dan menjelaskan ide atau gagasan tentang topik tertentu kepada pembacanya. Dibandingkan buku, buku-mini memberikan kesan ringan, ringkas, tidak bertele-tele, dan murah. Kekurangannya, pasti isi atau informasi yang terdapat di dalamnya tidak bisa sebanyak dan sekaya jika dibandingkan buku pada umumnya.

Buddhist Publication Society yang berkedudukan di Sri Lanka telah sejak awal menerbitkan buku-mini dalam seri penerbitan The Wheel dan The Bodhi Leaves. Kali ini kita akan membahas salah satu edisi The Bodhi Leaves, yang berjudul "Empat Tempat Suci Agama Buddha".

Seperti yang diamanatkan sendiri oleh Sang Buddha menjelang kemangkatannya, ada empat lokasi yang dirujuk untuk diziarahi oleh para pengikutnya. Keempat lokasi itu masing-masing: (1) Tempat kelahiran pangeran Siddhartha, (2) Tempat bodhisattva Gotama mencapai pencerahan agung, (3) Tempat Sang Buddha mengajarkan Dharma untuk pertama kalinya, dan (4) Tempat wafatnya Sang Buddha.

Dalam esai singkat kali ini Y.M. Piyadassi menceritakan secara singkat cuplikan episode kehidupan Buddha Gotama, yang berkaitan dengan empat peristiwa agung tersebut. Selain episode empat peristiwa agung, pengarang juga menceritakan dilakukannya prosesi-kerajaan yang dilakukan oleh Kaisar Asoka  (seorang raja dan penguasa besar dalam sejarah India), mulai dari tempat kelahiran Sang Buddha hingga ke beberapa tempat sakral yang tersebar di seantero negeri.

Pengarang menceritakan tugu batu Asoka yang menandai tempat kelahiran Buddha, yakni Lumbini. Tugu batu itu merupakan sebuah prasasti yang memiliki ukiran 93 buah karakter kuno, yang isinya tulisan bahwa Asoka pernah berkunjung ke sana dan ia membangun selasar dinding batu dan sebuah tugu. Ia juga menaikkan status desa kelahiran Sang Buddha itu. Di Bodh-Gaya, tempat Sang Buddha mencapai pencerahan agung, Asoka mendirikan pula pagar batu di sekeliling pohon bodhi yang keramat. Namun sayangnya pagar batu itu telah lama hilang. Di tempat Sang Buddha membabarkan ajarannya untuk yang pertama kali, yakni di Sarnath, Asoka mendirikan sebuah tiang batu yang megah. Tiang batu ini mempunyai kepala singa yang elok dan sekarang bagian tugu batu ini disimpan di Museum di kota Sarnath, serta kepala singa ini dijadikan lambang negara India merdeka. Terakhir di Kusinara, tempat wafatnya Sang Buddha, dikisahkan bahwasanya Asoka pernah mendirikan sebuah stupa agung. Namun sayangnya keberadaan stupa ini masih gelap dan sedang dalam upaya pencarian.

Buku-mini ini dianjurkan untuk dibaca bagi pembaca yang baru mengenal agama Buddha. Juga bagus dijadikan bacaan tambahan bagi siswa sekolah. Selain itu direkomendasikan pula menjadi koleksi bagi para guru agama Buddha dan dharmaduta sebagai bahan referensi.

Kekurangan buku ini menurut penilaian kami terlalu singkat. Semestinya dengan isi halaman yang sama, penulis bisa mengeksplorasi tulisan yang lebih banyak, sehingga isi satu booklet ini bisa menceritakan artikel tentang satu tempat suci agama Buddha (bukan keempatnya sekaligus) dengan lebih panjang-lebar, sehingga isinya akan lebih menarik bagi para pembacanya.


resensibuku/empattempatsuciagamabuddha-piyadassi/sdjn/191126


Tidak ada komentar:

Posting Komentar